
Who is Erik Erikson?
Erik Homburger Erikson, seorang psikolog kelahiran 15 Juni 1902, yang hingga kini pemikirannya masih menjadi landasan penting dalam memahami kepribadian manusia. Erikson dikenal luas berkat teorinya tentang perkembangan psikososial. Ia tidak hanya memperluas gagasan Freud, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang pentingnya faktor sosial dan budaya dalam membentuk identitas individu. Ia juga dikenal karena memperkenalkan istilah “identity crisis” ke dalam psikologi populer.
8 Tahap Perkembangan Psikososial

Teori ini menjelaskan bagaimana individu menghadapi konflik khas di setiap tahap kehidupannya, mulai dari bayi hingga lansia.
1. Trust vs Mistrust (0–1 tahun)
Bayi belajar percaya pada pengasuhnya. Jika kebutuhan terpenuhi secara konsisten, ia membentuk rasa aman. Jika tidak, ia tumbuh dengan rasa takut dan curiga.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (1–3 tahun)
Anak mulai ingin mandiri (misalnya toilet training). Bila didukung, ia merasa mampu. Bila dipermalukan, ia merasa ragu dan malu.
3. Initiative vs Guilt (3–6 tahun)
Anak mulai punya inisiatif untuk mencoba hal baru. Bila diterima, ia tumbuh percaya diri. Bila dilarang terus-menerus, ia merasa bersalah karena punya keinginan sendiri.
4. Industry vs Inferiority (6–12 tahun)
Anak belajar keterampilan dan kerja sama. Bila berhasil, muncul rasa bangga dan kompeten. Bila gagal, muncul rasa rendah diri.
5. Identity vs Role Confusion (12–18 tahun)
Remaja mencari jati diri dan nilai hidupnya. Bila berhasil, terbentuk identitas yang kuat. Bila gagal, muncul kebingungan peran dan arah hidup.
6. Intimacy vs Isolation (18–25 tahun)
Individu mulai membangun hubungan dekat dan komitmen. Jika tidak mampu, ia merasa kesepian dan terisolasi secara emosional.
7. Generativity vs Stagnation (25–65 tahun)
Individu ingin memberi kontribusi melalui keluarga, karier, atau masyarakat. Bila gagal, muncul rasa hampa dan tidak berguna.
8. Ego Integrity vs Despair (65 tahun ke atas)
Individu menilai kembali hidupnya. Jika merasa puas, ia mencapai kedamaian. Jika penuh penyesalan, muncul keputusasaan.
Meskipun telah lebih dari satu abad sejak Erikson lahir, pemikiran-pemikirannya masih sangat relevan, terutama dalam membantu kita memahami tantangan perkembangan anak, remaja, bahkan dewasa muda. Dalam dunia yang terus berubah, teori Erikson tetap menjadi kompas bagi mereka yang ingin memahami makna identitas, hubungan sosial, dan pertumbuhan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2012). Theories of personality. Cengage Learning.
