
“Your vision will become clear only when you can look into your own hear. Who looks outside dreams; who looks inside awakes”
Carl Gustav Jung adalah seorang psikiater dan psikoanalisis asal Swiss yang dikenal sebagai pendiri psikologi analitik. Ia termasuk tokoh yang berpengaruh dalam pengembangan teori kepribadian dan konsep-konsep ketidaksadaran. Pendekatan Jung lebih menekankan unsur simbolik, spiritual, dan kolektif dalam membentuk kepribadian manusia.
Jung memandang kepribadian sebagai sistem yang kompleks, terdiri dari kesadaran dan ketidaksadaran pribadi maupun kolektif. Ia percaya bahwa untuk memahami manusia secara utuh, kita harus mengeksplorasi dunia dalam (inner world), termasuk simbol, mimpi, dan arketipe yang diwariskan dari generasi ke generasi. Jung juga menekankan pentingnya makna hidup, proses menjadi diri sendiri (individuasi), serta hubungan manusia dengan ketidaksadaran kolektif.
Teori-Teori Carl Gustav Jung

1. Struktur Psikis Manusia
Menurut Jung, struktur kepribadian manusia terdiri dari beberapa elemen utama:
-Ego : Pusat kesadaran, berfungsi sebagai identitas dan pengatur pikiran sadar.
-Ketidaksadaran Pribadi : Menyimpan pengalaman yang terlupakan atau ditekan.
-Ketidaksadaran Kolektif : Lapisan terdalam dari jiwa manusia yang berisi pengalaman dan simbol-simbol universal (arketipe) yang diwariskan secara turun-temurun, bukan berasal dari pengalaman pribadi.
2. Arketipe
Arketipe adalah bentuk dasar dari pengalaman manusia yang muncul dalam mitos, cerita rakyat, dan mimpi. Beberapa arketipe utama menurut Jung antara lain:
-Persona : Topeng sosial yang kita kenakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
-Bayangan (Shadow) : Aspek diri yang tersembunyi dan tidak disadari, sering kali berisi naluri dan keinginan yang tidak diterima secara sosial.
-Anima dan Animus : Citra feminitas dalam diri laki-laki (anima) dan maskulinitas dalam diri perempuan (animus).
-Self (Diri) : Arketipe yang mewakili keutuhan dan integrasi dari seluruh aspek kepribadian.
3. Individuasi
Individuasi adalah proses menuju keutuhan diri, di mana seseorang mengintegrasikan aspek sadar dan tidak sadar dari jiwanya. Tujuan utama individuasi adalah menjadi diri sendiri yang utuh dan otentik, bukan sekadar memainkan peran sosial atau mengikuti norma luar. Proses ini sering terjadi melalui krisis, mimpi, dan refleksi mendalam atas pengalaman hidup.
4. Kepribadian
Jung mengembangkan sistem tipologi kepribadian yang menjadi dasar bagi MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), yang membagi manusia berdasarkan:
-Introvert vs. Ekstrovert : Orientasi energi ke dalam atau ke luar.
-Fungsi Psikologis : Thinking (berpikir), Feeling (merasakan), Sensing (mengamati), dan Intuition (mengintuisikan).
● Mimpi dan Simbolisme ●
Jung memandang mimpi sebagai jalan komunikasi dari ketidaksadaran kepada kesadaran. Simbol-simbol dalam mimpi bukan hanya refleksi dari pengalaman pribadi, tetapi juga berasal dari ketidaksadaran kolektif. Mimpi membantu individu memahami konflik batin dan membimbing proses individuasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2022). Psikologi kepribadian (Edisi revisi). UMM Press.
Feist, J., & Feist, G. J. (2008). Theories of personality (7th ed.). McGraw-Hill.
Jung, C. G. (1969). The archetypes and the collective unconscious (R. F. C. Hull, Trans.; 2nd ed.). Princeton University Press. (Original work published 1959).
Stevens, A. (1994). Jung: A very short introduction. Oxford University Press.
Storr, A. (1991). The essential Jung. Princeton University Press
